Pantai Siung
Dengan kekhasan topografinya yang berkarang dan penuh dengan bebatuan
dilengkapi ombak yang besar wajarlah jika pemerintah setempat memasang
tanda larangan untuk berenang, tidak hanya itu posisinya yang langsung
menghadap ke samudera Hindia juga menjadi alasan penting larangan
berenang di kawasan pantai siung ini.
Namun meskipun bukan pantai yang ideal untuk berenang, pantai suing
yang akrab dengan karang dan bebatuan ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi pecinta panjat tebing (climbing). Tidak hanya sebagai tempat
pelarian dari kesibukan sehari-hari, tapi juga sebagai surga bagi anda
pecinta olahraga panjat tebing atau climbing. Karena di sekitar pantai
siung in anda dapat menyaksikan ratusan jalur pemanjatan dengan grade
(tingkat kesulitan) dan karakteristik yang bervariasi.
Dengan kekayaan jalur climbing yang mencapai sekitar 250 jalur itulah pantai siung lebih dikenal dengan sebutan “the best rock climbing site in Yogyakarta” . Waktu yang tepat untuk memanjat tebing adalah sore hari, karena pada saat itulah anda bisa menikmati suguhan alam berupa perubahan warna lagit di pantai siung dari ketinggian tebing bagai surga pantai yang indah.
Dengan kekayaan jalur climbing yang mencapai sekitar 250 jalur itulah pantai siung lebih dikenal dengan sebutan “the best rock climbing site in Yogyakarta” . Waktu yang tepat untuk memanjat tebing adalah sore hari, karena pada saat itulah anda bisa menikmati suguhan alam berupa perubahan warna lagit di pantai siung dari ketinggian tebing bagai surga pantai yang indah.
Cukup menarik bukan? Memang olah raga ini dibutuhkan stamina dan mental
yang besar, tapi jika anda beruntung anda akan bertemu dengan rombongan
pemanjat yang sedang beraktivitas di sini. Jangan ragu untuk menyapa,
mereka suka berbagi ilmu, dan siapa tahu anda ditawari untuk belajar
climbing gratis.
Riwayat Pantai Siung
Awalnya riwayat pantai siung ini tidak terlalu
terkenal, bahkan terkesan kumuh dan sepi, namun sejak dibukanya areal
ini sebagai kawasan pemanjatan pada tahun 2000 lalu, satu persatu
wisatawan mulai berkunjung. Dan perkembangan pesat terjadi ketika
pemerintah DIY meresmikan kawaan ini sebagai kawasan minat khusus
panjat tebing pada September 2005 silam.
Pantai siung menjadi semakin terkenal dengan digunakannya areal ini
sebagai lokasi Asean Climbing Gathering pada 2005 yang diikuti oleh 250
pemanjat dari 6 negara yaitu singapura, jerman, perancis, filiphina,
Malaysia, dan Indonesia sendiri sebagai tuan rumah.
Oleh karena itu tidak heran jika sebagian besar pengunjung pantai siung
adalah komunitas MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam) dari berbagai
perguruan tinggi dan FPTI (Forum Pemanjat Tebing Indonesia). Terlebih
lagi jika musim liburan tiba atau akhir pekan.
Pesona Pantai Siung
Tidak hanya pesona tebing yang menjadikanya sebagai
surga bagi pecinta climbing, tapi panorama yang elok nan eksotis juga
menjadi daya tarik tersendiri bagi pehobi potografi. Karena anda tidaka
kan kecewa dengan suguhan pasir putihnya dan bentangan karang raksasa
di sebelah barat dan timur pantai yang bisa anda jadikan objek lensa
anda.
Namun bagi anda yang tidak begitu mahir atau hobi potografi anda bisa
menikmati suguhan lain dari pantai berpasir putih ini. Anda bisa
menghabiskan waktu bersama keluarga atau pasangan anda meski hanya
dengan memancing, bermain ombak atau berpoto-poto ria untuk
mengabadikan momen anda. Tidak usah takut kehabisan lapak, pantai ini
cukup luas dan hampir semua tempat dikelilingi olah lukisan alam yang
khas.
Namun bila anda ingin sedikit berolahraga, anda bisa mengikuti jalan
setapak di sisi kiri pantai hingga mencapai puncak tebing. Tidak begitu
lama, cukup dengan 10-15 menit anda sudah sampai di puncak tebing,
keringat anda terbayar di sini, karena dari sini anda bisa menyaksikan
keseluruhan pantai dan karang-karang besar dari sisi kiri dan kanan.
Pantai wediobomo yang berada di sebelah timur pantai Siung juga akn
terlihat jelas dari sini.
Suguhan lain dari pantai ini adalah, pada saat malam tiba dimana
suasana pantai sepi pengunjung, sekelompok kera ekor panjang akang
turun dari tebing menuju pantai. Seperti yang kita ketahui bahwa kera
ekor panjan kian jarang ditemui saat ini, namun di sini anda bisa
menyaksikanya dengan leluasa, munkin hal itu juga yang menjadi alasan
mengapa batu karang yang menjadi dasar penamaan dipadankan bentuknya
dengan gigi kera, bukan jenis hewan lainnya.
Dan satu lagi yang pastinya tidak bisa dilewatkan yaitu kuliner khas
jogja dengan harga yang tidak menguras kantong.
Akses dan Akomodasi ke Pantai Siung
Untuk menikmati suguhan yang luar biasa tersebut anda memang harus
menyiapkan stamina yang cukup. Diperlukan waktu 1-1,5 jam perjalanan
menuju wonosari dari Yogyakarta menggunakan kendaraan pribadi. Dan
perjalanan anda masih harus dilanjutkan sekitar 1 jam kearah pantai
baron hingga persimpangan menuju lokasi pantai siung. Tidak hanya
staminasaja, anda juga harus berhati-hati terhadap jalur perjalanan
yang berliku dan menanjak.
Namun bagi anda yang memilih kendaraan umum, anda harus siap repot,
karena akses kendaraan umum masih sangat terbatas. Anda harus naik bus
ke terminal wonosari, kemudian dilanjutkan dengan minibus arah tepus
atau jepitu. Tibalah anda dipemberhenyian terakhir, dan perjalanan anda
dilanjutkan dengan menyewa ojek hingga ke lokasi wisata.
Perjalanan anda tidak akan membosankan meski harus melewati jalanan
aspal yang berliku dan menanjak, karena anda akan ditemani gundukan
bukit-bukit kapur dan pepohonan jati yang menyegarkan mata di sepanjang
perjalanan anda.
Tiket masuk pantai sangat terjangkau, hanya dengan 3000 rupiah saja
anda bisa menikmati surga alam ini. Tapi anda perlu budget lebih
sebesar 2000 rupiah untuk parkir jika membawa motor.
Mengingat lokasinya yang jauh dari pusat kota, wajar saja jika pantai
ini minim fasilitas. Namun jangan takut fasilitas standar seperti
toilet umum, parkir yang luas dan penjual makanan tidak sulit untuk
anda temui di sini. Hanya saja bagi anda yang terbiasa dengan
kenyamanan hotel, maaf sekali jika anda harus merasa kecewa karena di
sini tidak akan anda temukan hotel untuk menginap, tapi jangan
khawatir, anda bisa menginap di rumah pondok pemanjat yang tidak jauh
dari lokasi wisata. Pondok yang bentuknya seperti rumah panggung ini
berkapasitas 12-15 orang. Dan biasanya digunakan para pemanjat tebing
untuk bermalam.
Jika anda ingin merasakan suasana alam yang menyenangkan, ada bisa
membawa perlengkapan kemah dan berkemah di camping ground yang berada
tepat di balik tebing-tebing karang. Akan lebih terasa jika anda kemari
bersama rombongan, anda bisa menghabiskan malam di camping ground
dengan bermain gitar atau bercanda dan bersenda gurau melupakan
rutinitas sehari-hari bersama rombongan.
Jadi tunggu apalagi? Wisata alam yang penuh tantangan satu ini patut di
jelajahi. Kelelahan dan kegalauan di perjalanan anda akan terbayar
lunas ketika anda menikmati semua suguhan yang sangat mempesona dari
Pantai Siung ini. Happy Traveling