Kedelai Bahan Baku Tempe
Di Indonesia, Presiden tidak menunjuk tempe sebagai produk pangan
rendah, namun dalam perjalanan sejarah Indonesia, tempe sering
terkait dengan kelemahan, penderitaan dan penindasan sebagai
kedelai bahan baku tempe
. Gubernur Belanda Jenderal van den Bosch memerintahkan kerja paksa
pada tahun 1830 dan semua orang Indonesia yang bekerja untuk
perkebunan harus mengkonsumsi makanan murah wajib berasal dari ubi
kayu dan kacang kedelai, tempe yang dibuat. Tempe diciptakan pada
bertahun-tahun yang dulu.
Pada saat para penguasa kolonial Belanda berpesta ayam goreng,
daging rebus dan ikan gurame, inlander atau penduduk setempat,
hanya tempe, tahu (tahu) dan kerupuk (kerupuk) untuk makan dengan
nasi putih, menurut salah satu account sejarah. Untuk usia, tempe
telah menjadi populer untuk nutrisi yang kaya karena kedelai bahan baku tempe itu kaya akan nutrisi.
Hingga saat ini, tidak ada rumah tangga tanpa tempe. Soekarno,
Soeharto, Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono, dan
sebagian besar orang sama selalu mendambakan untuk tempe setiap
saat.
Tempe selalu baik apakah itu dengan digoreng, sambal tempe, tempe
bacem, atau tempe kerupuk. Dan tempe kualitas terbaik berasal dari
daerah Wonogiri yang berbatasan dengan Jawa Tengah dan Timur, di
mana terdapat rumah pengrajin tempe dan tumbuhnya kedelai dengan
kualitas terbaik.
Kelangkaan Kedelai
Namun sayang, tempe tidak lagi melimpah atau terjangkau. Semua ini
karena kelangkaan kedelai yang mana 80 persen dari kedelai
harus diimpor. Harga satu kilogram kedelai sekarang dua kali lebih
tinggi. Di beberapa tempat juga hampir tidak lagi tersedia. Tempe
telah menjadi sebuah kemewahan yang langka karena kelangkaan kedelai sebagai bahan bakunya. Orang
Indonesia biasa sekarang tanpa tempe, sebagai sumber alternatif
protein mereka adalah ayam atau daging sapi yang tentu saja
harganya lebih mahal.
Pembuat tempe telah menolak untuk membuat tempe karena harga yang
terjangkau. Sementara petani kedelai membenci tingginya harga
impor. Mereka tidak dapat lagi memperoleh kedelai budidaya hidup.
Protes dan bentrokan terlihat di beberapa pasar tradisional di
Jakarta dan kota besar lainnya di seluruh Indonesia.
Krisis tempe adalah refleksi dari kegagalan pada bagian dari
pemerintah sekarang untuk melindungi petani dan kebutuhan bangsa
untuk ketahanan pangan. Terbawa dan didukung oleh kenyamanan
kebijakan pasar bebas dan impor mudah, pemerintah sekarang terjebak
karena terlalu bergantung pada negara lain yang kini mengalami
perlambatan pertanian karena kekeringan. Sekarang pada tahap
mengkhawatirkan.
Menteri Pertanian Suswono tidak memiliki jalan keluar tapi dia
harus bertanggung jawab. Menko Perekonomian Hatta Rajasa tidak bisa
melakukan apa-apa, atau bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Yang paling bisa mereka lakukan adalah untuk bea masuk bebas untuk
harga yang lebih rendah. Itu tidak akan memecahkan masalah. Satunya
jalan keluar adalah untuk melindungi pertanian kita sendiri sektor
dan industri makanan.
Setelah lebih dari 60 tahun merdeka, dan mengingat Sukarno berharap
bahwa Indonesia seharusnya tidak menjadi bangsa tempe, itu sebuah
ironi yang sekarang bahkan menjadi bangsa tempe telah terbukti
sangat sulit.
Tempe merupakan makanan sebagai lauk yang mudah didapat dan harganya juga murah, terlebih lagi kaya dengan protein.
ReplyDeleteNice post gan.......
memang benar,.tetapi kelangkaan kedelai saat ini yg mesti buat PR Pemerintah
DeleteTerima kasih kunjungannya
Negeri ini dulu negara pemasok kedelai, tapi sekarang malah negara yg kekurangan kedelai....,malah tambah runyam nih kayaknya, entar apa lagi ya yg mesti di import ????
ReplyDeletePost yg bagus mas.....
memang membingungkan dan mau gimana lagi kemauan dari pemerintah sekarang,..
Deletemakasih sob atas kunjungannya :)